Hai semua? Apa kabar?
Postingan kali ini kita akan membahas mengenai apa saja yang
dicek saat financial check up.
Kalian sudah pernah melakukan financial check up belum?
Financial check up idealnya dilakukan 2
kali setahun.
Menurut survey Investingmom.id di Jakpat (2020)
“Apakah Ibu Indonesia pernah melakukan financial check up?”
Jawabannya : 35% pernah, 10% bingung dengan financial check
up, dan 55% belum.
Wah ternyata masih banyak yang belum pernah melaukan
financial check up.
Gimana sih cara financial check up? Kondisi sehat atau tidak
bukan berdasarkan besar atau kecilnya penghasilan tapi…
1.
Dana Darurat
Dana darurat sangat penting, sebaiknya kita
memiliki dana darurat 12 kali pengeluaran bulanan. Caranya bisa dengan menabung
dan membuat rekening terpisah atau diinvestasikan di reksa dana pasar uang.
2.
Kondisi utang
Kita perlu melihat rasio utang dan
cicilannya. Karena utang itu beban, jadi berutanglah semampu membayar
cicilannya. Idealnya rasio utang 30% dari pendapatan kita setiap bulan. Cicilan
yang terlalu besar bisa mengganggu cashflow kita.
Kalau terlalu besar, bisa minta
restrukturisasi. Komponen yang bisa diubah :
·
Besar / kecil cicilan
·
Panjang/ pendek periode
·
Dengan cara menambah DP
3.
Kondisi tabungan dan investasi
Rasio menabung bulanan dan pemasukan
disebut saving rate. Semakin besar artinya bisa semakin longgar untuk
mengalokasikan tabungan tersebut menjadi tujuan keuangan di masa mendatang.
Case pertama :
-
Pemasukan 10 juta
-
Saving ratio 20% per bulan dari pemasukan,
berarti sebesar 2 juta
-
Investasi di instrumen reksa dana pasar uang
dengan imbal hasil 6% per tahun
-
Maka hasil investasi selama 5 tahun sebesar Rp140.238.000
Case kedua :
-
Pemasukan 10 juta
-
Saving ratio 5% per bulan dari pemasukan,
berarti sebesar 500 ribu
-
Investasi di instrument saham dengan imbal hasil
15% per tahun
-
Maka hasil investasi selama 5 tahun sebesar Rp44.841.000
Nah, angka saving ratio ini
sangat berpengaruh dalam mencapai tujuan keuangan, saving ratio yang lebih
kecil, yaitu 5% per bulan dari pendapatan, diinvestasikan di instrumen yang
agresif seperti saham, hasil investasi selama 5 tahun tetap lebih sedikit dibanding
dengan saving ratio yang lebih besar yaitu 20% per bulan dari pendapatan walaupun
diinvestasikan di instrumen yang konservatif seperti reksa dana pasar uang.
Intinya, asalkan rutin nabung
tiap bulan dan bisa menyisihkan dengan porsi yang lebih besar akan lebih baik.
4.
Diversifikasi Aset
Terdapat sebuah pepatah dalam investasi
yang menjadi suatu prinsip penting dalam berinvestasi, yaitu “jangan letakkan
telur-telur dalam satu keranjang”. Pepatah tersebut merupakan salah satu
nasihat bagi para investor untuk melakukan diversifikasi.
Ada 2 jenis cara diversifkasi, yaitu :
·
Diversifikasi berdasarkan tujuan
-
Jangka pendek ( 1 – 3 tahun)
-
Jangka menengah (3 – 5 tahun)
-
Jangka Panjang ( lebih dari 5 tahun)
·
Diversifikasi berdasarkan produk
-
Tabungan
-
Deposito
-
Obligasi
-
Emas
-
Saham
-
Reksa Dana
- Dll
Nah, itulah beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat melakukan
financial check up. Financial check up dilakukan 2 kali setahun, misalnya di
awal tahun dan akhir tahun.
Tujuan financial check up agar kita bisa melihat progres
kita selama setahun dan untuk menentukan Langkah selanjutnya yang akan kita
lakukan, misalnya untuk renovasi rumah, sekolah anak, dan persiapan dana
pensiun. Jadi semuanya bisa terukur berdasarkan angka dan data.
Komentar
Posting Komentar